Sejarah Wine: Perjalanan dari Zaman Kuno hingga Modern

Sharon Lullaby

Wine adalah salah satu minuman tertua di dunia yang telah dikonsumsi oleh berbagai budaya selama ribuan tahun. Perjalanan wine dimulai sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan kuliner modern. Berikut adalah tinjauan singkat tentang sejarah wine, dari masa lampau hingga era modern.

  1. Zaman Kuno: Asal Usul Wine
    Kawasan Kaukakus dan Timur Tengah
    Asal usul wine dipercaya berasal dari wilayah Kaukakus, terutama di sekitar Georgia, Armenia, dan Iran. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa wine pertama kali diproduksi di wilayah ini sekitar 6000 SM. Para petani awal mengolah anggur liar dan mulai memahami fermentasi alami yang terjadi ketika jus anggur dibiarkan dalam kondisi tertentu.

Georgia: Salah satu situs tertua di Georgia menunjukkan adanya fermentasi anggur yang dilakukan dalam bejana tanah liat yang disebut qvevri, yang masih digunakan sampai sekarang.


Iran: Temuan arkeologis di Iran menyingkap adanya bejana anggur kuno berusia 7000 tahun yang menunjukkan bukti pembuatan wine di dataran tinggi Zagros.


Mesir Kuno dan Mesopotamia
Wine juga memainkan peran penting dalam kebudayaan Mesir Kuno. Catatan tertulis dan lukisan dinding di makam firaun menunjukkan bahwa wine sering dikaitkan dengan ritual keagamaan dan pemakaman, serta hanya dinikmati oleh kalangan elit. Sekitar 3000 SM, para bangsawan Mesir menanam kebun anggur dan memproduksi wine untuk upacara religius.

Di Mesopotamia (sekarang Irak), wine diproduksi dan dikonsumsi, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan bir. Wilayah ini juga memainkan peran penting dalam menyebarkan wine ke kawasan Mediterania.

  1. Penyebaran di Dunia Kuno
    Yunani Kuno
    Wine adalah bagian integral dari kebudayaan Yunani Kuno. Orang Yunani menganggap wine sebagai minuman para dewa, terutama dewa Dionysus yang dianggap sebagai pelindung wine dan kesenangan. Wine menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, perayaan, dan simposium (pertemuan diskusi di mana wine diminum bersama). Mereka juga menyebarkan teknik pembuatan wine ke koloni mereka di Mediterania, yang membantu penyebaran wine di seluruh Eropa.

Romawi Kuno
Bangsa Romawi memainkan peran kunci dalam menyebarkan wine ke seluruh Eropa Barat. Mereka mengembangkan teknik budidaya anggur dan metode penyimpanan yang lebih canggih. Di bawah kekaisaran Romawi, wine menjadi barang dagangan utama, dan kebun anggur didirikan di wilayah-wilayah seperti Gaul (Prancis), Spanyol, dan Jerman.

Bangsa Romawi juga memperkenalkan konsep penuaan wine dan menyimpan wine dalam bejana tanah liat atau tong kayu untuk memberikan rasa yang lebih baik. Mereka mengklasifikasikan berbagai jenis wine dan mengembangkan cara untuk menyimpan dan mendistribusikannya di seluruh kekaisaran.

  1. Abad Pertengahan: Agama dan Wine
    Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, gereja Kristen mengambil alih peran dalam mempertahankan tradisi pembuatan wine, terutama karena wine digunakan dalam upacara Ekaristi. Biara-biara di seluruh Eropa, terutama di Prancis, Jerman, dan Italia, menanam kebun anggur dan menyempurnakan teknik pembuatan wine.

Benediktin dan Cistercian: Dua ordo religius ini sangat berperan dalam mengembangkan kebun anggur di Prancis, seperti wilayah Champagne dan Burgundy, yang kemudian menjadi pusat wine dunia.
Selama periode ini, wine juga menjadi barang dagangan penting di seluruh Eropa. Prancis, Spanyol, dan Italia muncul sebagai produsen wine utama, sedangkan Inggris menjadi pasar utama untuk wine Eropa.

  1. Abad Modern Awal: Penyebaran ke Dunia Baru
    Ketika penjelajah Eropa menjelajahi dunia, mereka membawa anggur dan teknik pembuatan wine ke Dunia Baru. Pada abad ke-16, para penjelajah Spanyol dan Portugis memperkenalkan anggur ke Amerika Selatan, sementara orang Prancis dan Inggris memperkenalkan wine di Amerika Utara.

Amerika Selatan: Wine mulai diproduksi di wilayah seperti Chili dan Argentina, yang sekarang menjadi dua negara produsen wine terbesar di dunia.
Amerika Utara: Para kolonial di California mulai menanam anggur dan membuat wine pada abad ke-18, terutama dengan bantuan misionaris Spanyol yang membawa varietas anggur dari Eropa.

Pada abad ke-19, phylloxera, serangga yang memakan akar anggur, melanda kebun anggur di Eropa, menyebabkan kehancuran besar-besaran. Hal ini memaksa pembudidaya wine Eropa untuk mencangkok varietas anggur mereka ke akar anggur yang lebih tahan dari Amerika, yang akhirnya membantu menyelamatkan industri wine.

  1. Wine di Era Modern
    Pada abad ke-20, produksi wine berkembang pesat dengan inovasi teknologi dan sains. Teknologi fermentasi, penyimpanan, dan pengemasan telah disempurnakan, memungkinkan produsen wine untuk menghasilkan wine dengan kualitas yang lebih konsisten.

Revolusi Wine di Dunia Baru
Sejak tahun 1970-an, negara-negara Dunia Baru seperti Amerika Serikat (California), Australia, Afrika Selatan, dan Selandia Baru muncul sebagai produsen wine utama. Mereka menantang dominasi tradisional Eropa, khususnya Prancis dan Italia, dalam hal kualitas dan reputasi wine. Wine dari wilayah-wilayah ini memenangkan penghargaan internasional, membuktikan bahwa mereka dapat bersaing di pasar global.

Globalisasi dan Tren Wine
Pada abad ke-21, wine telah menjadi minuman global dengan peningkatan minat terhadap wine dari berbagai wilayah. Konsumen wine saat ini semakin menghargai wine organik, biodinamik, dan wine alami yang diproduksi tanpa bahan kimia atau intervensi buatan.

Kesimpulan
Sejarah wine adalah cerita tentang evolusi budaya, teknologi, dan perdagangan. Dari fermentasi anggur liar di Georgia hingga inovasi modern di California, wine telah menjadi bagian integral dari peradaban manusia. Saat ini, wine dinikmati di seluruh dunia, melintasi berbagai budaya dan kelas sosial, dengan terus berkembang mengikuti perubahan tren dan selera global.

Leave a Comment